Sabtu, 06 Februari 2010

Belajar Matematika dengan Permainan


Kadang anak mendengar kata “matematika” langsung terbayang hal yang menakutkan dan ingin menjauhinya. Ya, banyak anak tidak menyukai metematika dengan berbagai alasan. Alasan setiap anak berbeda beda, ada yang belajar matematika malah dimarahi jika tidak bisa, ada yang memang tidak suka dengan berhitung. Dan banyak lagi alasan yang lain.
Matematika sebenarnya hal yang mudah jika kita dapat mencuri hati si anak agar suka dengan matematika. Mengapa demikian? Banyak orang tua yang acuh tak acuh mengajari anaknya tentang matematika dan kadang sering dimarahi jika hal tersebut salah. Hal tersebut sebenarnya secara tidak langsung mempengaruhi psikologis anak itu sendiri. Mengapa demikian? Sifat anak sebenarnya senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan bermain. Jika anak terus-terusan dimarahi karena si anak salah dalam menghitung, maka jangan heran jika anak akan tidak suka dengan matematika dan mempengaruhi kreativitasnya. Seperti halnya orang belajar akan merasa senang jika memahami yang dipelajari, hal ini juga berlaku pada anak, jika anak merasa senang maka akan dapat memahami matematika. Ajarkan anak tidak takut salah dalam belajar karena salah adalah bagian dari kesuksesan.
Marilah kita sebagai orang tua sadar akan hal tersebut. Sekarang anda bisa menerapkan pembelajaran Matematika dengan jalan menggunakan PERMAINAN. Alangkah baiknya jika dalam permainan anak dapat disisipi pembelajaran yang bermanfaat. Anak akan belajar matematika dengan riang gembira karena pada dasarnya anak suka dengan bermain.

1. Himpunan

Bermain dengan pita warna-warni
Tujuan
• Memberikan kemampuan untuk mengelompokkan anggota-anggota himpunan berdasarkan kesamaan anggota dari himpunan tersebut.
Langkah :
1. Siapkan pita warna-warni atau juga bisa tali rafia atau juga kertas warna warni atau bisa yang lain yang warna-warni
2. Pisahkan pita-pita tersebut secara acak diatas meja
3. Mintalah anak untuk mengelompokkan pita-pita tersebut kedalam kelompo warna yang sesuai
4. Jelaskan definisi himpunan yaitu kumpulan benda-benda real maupun abstrak yang anggota-anggotanya dapat ditetapkan dengan jelas.

2. Mengenal jenis bilangan

Misal kita akan mengenalkan bilangan asli seperti 1,2,3,4,5,6 dst..bilangan ganjil 1,3,5,7,9...dst

Permainan melompat naik dan melompat turun
Tujuan : melatih ketrampilan mengurutkan bilangan
Langkah :
1. Gambarlah beberapa lingkaran atau persegi diatas lantai atau tanah
2. Tuliskan didalam lingkaran sebuah angka secara acak, misal 3,6,5,4,2,1
3. Mintalah anak menginjakkan kaki ke dalam lingkaran dan suruh melompat naik. Berarti anak menginjak lingkaran yang didalamnya ada angka 1,2,3,4,5...dst dan begitu sebaliknya
4. Jika kita akan mengenalkan bilangan ganjil, maka suruhlah anak melompat kedalam lingkaran pada angka ganjil


3. Perkalian

Mengenalkan operasi hitung perkalian kepada anak.


Permainan permen perkalian

Langkah:
1. Bagikan kepada 3 anak dengan permen masing-masing 2 (bisa lebih)
2. Lalu tanyakan jumlah kesemua permen yang dipegang ketiga anak
3. Terangkan bahwa 2x3 = 6.
Sumber : Firmanawaty Sutan, Mahir Matematika Melalui Permainan

Sebenarnya masih banyak lagi permaian-permainan edukatif yang membuat anak senang belajar matematika. Ini hanya sebagian dari berbagai permainan yang dapat mendukung kemampuan anak dalam memahami matematika. Postingan selanjutnya akan saya lanjutkan karena waktu jualah yang membatasi.



Burhan Dan Uddin

Buat Lencana Anda

Minggu, 17 Januari 2010

cerita anak

cerita anak adalah cerita yang keseluruhan isinya berhubungan dengan anak baik masalah keluarga maupun masyarakat. cerita yang pemain atau tokoh-tokohnya seorang anak.
cerita anak ini mempunyai tujuan dan manfaat, diantaranya :
1. membantu pembentukan pribadi dan moral anak.
2. mengembangkan kemampuan verbal
3. menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
4. memperluas pengetahuan anak
5. merangsang minat menulis anak
6. merangsang minat membaca anak

bagi para orang tua yang belum mengerti tentang manfaat cerita anak, maka dianjurkan untuk meluangkan waktu untuk membelikan buku cerita anak atau membacakan cerita pada anak anak nya yang masih berusia 1-14.